Karena aku sadar, aku tak bisa turun kejalan, apalagi berurusan dengan para makelar.
Jauh sebelum gerombolan-gerombolan mobil berisi muatan itu datang. Aku telah memulai berpesan lewat hasil jepretan.
Aku berusaha membuktikan kepada insan yang ada di lingkungan sekitar. Ini lho kawan punya kalian, ini lho hamparan lahan yang begitu exsotif lagi menawan.
Inilah caraku menjaga ke-elokan alam yang selama ini berdampingan. Jepretan-ku akan selalu ku kenang dan ku simpan. Dia yang akan bercerita pada anak cucuku kelak kawan. Yang akan bercerita esok selama-lamanya selama bumi masih berputar.
Karena aku sadar, aku tak akan mampu membendung arus keserakahan yang mereka sebut sebagai pembangunan.
Hingga, hal yang ku-kawatirkan pun akhirnya datang. Yaa, itulah pembangunan (kata mereka). Tanpa pernah memandang dan tau bahwa ini adalah lahan yang begitu subur dengan air yang tak pernah berhenti mengalir.
Inilah caraku. Caraku menjaga sebuah Maha Karya Tuhan Allah SWT, yang ku sebut ' Akar nafas Hidupku '.
Sebuah Potret Kenangan Akar Nafas Hidupku.