“ Merapi saat ini sedang memberikan limpahan kesuburan,
yg akan dinikmati masyarakat merapi kelak.
Jadi msyarakat saat ini diharapkan menyingkir sedkit, sangat bersabar,tenang & menyiapkan stamina lebih untuk menghadapi kejadian yang saat ini terjadi.
Merapi ini kan lebih banyak memberi,daripada meminta,
merapi telah memberi mata air yg jernih, tanah yg subur,bahkan telah bisa membangun gedung-gedung yg tinggi karena material-nya.
Jadi,kita harus menanggapinya dengan bersabar”
[Kepala PVMBG]
Kawan ku, Malam ini (senin, 22 Nov 2010), Ayah bersama dengan teman-temanNya sedang menambang pasir di Kedung (aliran sungai yang berhulu dari kali Boyong).
Dengan menggunakan serok, Ayah dengan telaten mulai mengumpulkan pasir, sedikit-demi-sedikit. Aku tahu, mungkin Ayah sangat kelelahan, karena ayah pagi pukul 08.00 sampai sore pukul 16.30 bekerja sebagai buruh bangunan. Dan dilanjutkan menambang pasir mulai pukul 17.15.(hampir tiada jeda untuk istirahat yang cukup, bagi ukuran pekerja berat)
Sudah -/+ 3jam, Ayah bersama rekan-rekan yang lain berendam dalam sungai, di antara aliran lumpur coklat kental serta diselimuti dinginnya angin malam. Semua itu dilakukan untuk mengais rezeki, rezeki dari Allah SWt, rezeki yang dikeluarkan dari perut bumi,yang di-per-antara-kan oleh gunung merapi melalui erupsi - banjir lahar dingin. Hingga rezeki itu sampai pada sungai di kampung kami, sampai pada Ayah.
Hal serupa juga pernah Ayah lalukan, ketika erupsi merapi pada tahun 1994 (mungkin, tepatnya saya lupa). Ketika itu memang pintu Dam Mantras tidak dibuka, maka dengan mudahnya material pasir itu terhanyut hingga ke aliran sungai yang membelah dusun kami. Sehingga dengan mudah juga Ayah menambang pasir tersebut, di sungai yang ada di dekat rumah kami (gejlik tengah). Kala itu, Ayah mendapatkan -/+ 3 KOL pasir halus (sedikit krakal/kerikil).(1 Kol = bak terbuka mobil pickup).
Tidak di Jual,
ya, pasir hasil tambang, yang Ayah kumpulkan tidak dijual. Meskipun secara nilai materiil, pasir yang Ayah dapatkan tidak bernilai mahal, namun Ayah selalu paham, akan pentingnya sebuah kata SYUKUR. ( aku selalu ingat, Ayah mungkin lebih dari 3 kali , dalam lain kesempatan selalu berkata : " Gusti Allah kie Maha Adil, Sing Nggawe Urip., Mesti Dicukupi Kebutuhane, Ora mungkin Gusti Allah kie gur 'Meneng' wae "). Hasil kerja telaten Ayah menambang pasir itupun sampai sekarang dapat kami nikmati, yaitu bangunan Rumah, yang sekarang di tempati Kakak ku (bitha).
Untuk Ayah, Semoga Allah selalu memberikan Engkau Kesehatan, Ketabahan, Keimanan, Kekuatan untuk menghadapi berbagai macam cobaan maupun masalah , Serta selalu diberi Rezeki Halal untuk menafkah-i Kami. Semoga engkau selalu menjadi pelindung, juga penasehat kami, Ayah yang pantas & patut kami banggakan, Sosok Ayah nomor satu di dunia yang pernah kami miliki.Ammien
Kami sayang Kamu yah,
dengan segenap keikhlasan jiwa maupun raga.!!