Sabtu, 22 Januari 2011

Friendly Match Volley Ball

Oleh : matchmamat

        Tim keenaman Voli Kayen atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tunas Voka pada hari ini Minggu 23 January 2011, kembali mengelar friendly match melawan tim voli Candi Ngaglik,yang dilangsungkan di lapangan voli Kayen RT 01, yang diwasiti oleh Rusdi Kamtono.


        Pertandingan yang berlangsung yang mengemas empat shift ini dimulai pada pukul 10.00 pagi dan berakhir hingga pukul 12.30. Sebagai toser Yantok dari RT 04, Voka pada shift I sangat menguasai irama permainan. Melakukan beberapa kali smash tajam dan passing yang sulit di jangkau ke arah lawan, hingga unggul dengan point 25 - 20.

        Wasit meniup peluit, shift I usai, para pemain kedua tim pun istirahat untuk mimun serta menikmati jajanan pasar yang telah disediakan oleh pihak Voka. Selama istirahat, tak banyak diskusi ataupun pembenahan-pembenahan yang dilakukan oleh kedua tim, layaknya tim olahraga kelas atas.

        Shift kedua pun di mulai. Ada yang hal yang menarik di shift kedua ini, karena kedua tim saling ngotot dan bersemangat. Smash tak henti-hentinya dilakukan kedua pihak, namun belum juga berakhir dengan skor. Namun, hingga akhir shift keempat, Voka ditekuk dengan skor 1 - 3, kemenangan untuk pihak Tim Candi.

Senin, 10 Januari 2011

Ranting Tak Berdaun di Lereng Merapi

Oleh matchmamat


         Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. 4:79)
         Bukan bermaksud mendramatsir ataupun menjadi sok tahu, tapi begitulah (terjemahan) Quran surat Annisa ayat 79.  Yang mungkin ada benarnya, kalau hal ini (bencana) dikaitkan dengan keberadaan Quran surat Annisa tersebut di atas. Question : "loh ?? kok ada benarnya ?! Bagaimana bisa, bencana erupsi merapi itu karena ulah(kesalahan) manusia ?! Answer : " ya, mungkin ada benarnya !".
         Tentunya pertanyaan di atas nggak akan ku jawab secara tertulis di sini, karena mungkin aku belum mampu untuk menuliskan / menggambarkan secara detail, atau bahkan belum cukup pantas untuk menjawab semacam pertanyaan di atas itu. Yah, semoga saja akan tak lama lagi, Anda (para pembaca artikel ini) untuk mendapatkan serta mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut di atas.
#
          Ahad pagi, pukul 06.35, tanggal 09 Januari 2011. Aku dengan beberapa teman remaja masjid telah bersiap-siap menuju lokasi(pasca) bencana erupsi merapi. Dengan  saling berboncengan mengendarai sepeda motor kami menuju lokasi, melewati jalan kaliurang , jalan besi dan memasuki daerah jangkang ketimur dsb.  Tigapuluh menit, kami menempuh perjalanan kuranglebih 7 kilometer, akhirnya kami telah sampai pada tujuan yang kami maksud, daerah kali gendol.
         Ternyata sudah banyak orang di sini. 
Wow, terheran-heran bukan-main menyaksikan batu sebesar delapan kali kebo njingkrung, berada di atas jembatan kali gendol. Sungguh pemandangan yang tak biasa dan sulit untuk ku cerna. Dalam hati, aku berbisik : "mungkinkah erupsi merapi kemarin itu telah memuntahkan dan telah melemparkan batu yang sebesar itu hingga berada di sini ??! lalu seberapa dhasyatkah kekuatan erupsi itu ??!". Subhannalah ! Terus terang aku adalah tipe orang yang sulit untuk percaya. Tapi, apa mau dikata dan tak perlu dibantah, ini adalah kuasa Tuhan, Allah SWt. Aku  saat ini hanya dan harus mengatakan itu. Maha besar Allah dengan segala kekuasaan-Nya !

          Belum puas aku dengan keheranan ku tadi, aku melihat ke arah kiri ku, yaitu arah gunung merapi. Kulihat lobang aliran kali  sesak terpenuhi oleh ribuan meter kubik  material vulkanik,  ribuan meter kubik berupa batu dan pasir yang masih mengeluarkan asap panas berbau belerang. Juga  kulihat pepohonan di sepanjang bantaran kali gendol nampak lanas, bahkan telah mati, karena terjangan awan panas yang melewati(menyusuri) kali gendol ini.
         Dengan kamera aku memotret beberapa lokasi di situ dan mulai melanjutkan perjalanan. Kebetulan aku mengendarai motor sendiri dan berjalan agak belakangan. Kanan kiri terlihat ratusan pohon tumbang, tidak tumbang-pun pohon itu tanpa daun yang hanya menyisakan ranting yang begitu syadu, seolah mengisyaratkan diri akan kesedihan.


          Semakin lama, semakin ke arah utara, kami sampailah disebuah lokasi. Kami me-markir kendaraan, dan melanjutkan perjalanan kaki. Perjalanan melewati jalanan seperti gambaran dan bayangan ketika kita masih kanak-kanak. Sebuah gunung yang biru dengan jalan berkelok-kelok. Tapi ini tanpa terlihat adanya pohon rimbun disekitar kami. Akhirnya aku dan teman lainnya beristirahat, duduk-duduk di sebuah batu besar, yang cukup untuk diduduki ber-enam. Sambil menyantap makanan ringan dan minum, aku mulai beraksi, yaitu potert-potret. Hingga pada akhirnya aku menemui seorang bapak  yang sedang menanam beberapa pohon mahoni.

           Ku sapa beliau, "pak, nembhe nanem wit nopo niku pak ?", bapak itu menjawab : "oh, niki wit mahoni mas" ?. Singkat cerita, bapak itu berkisah, bahwa di sinilah dulu rumah bapak itu ada. Di sinilah perkampungan bapak beserta para tetangganya. Namun sekarang telah tiada berbekas apapun, jangankan atap dan tembok, pondasipun tak tampak. Tak  tampak dan tak menyangkalah, bahwa dulu disini adalah sebuah perkampungan biasa. 

           Aku terdiam cukup lama, sedih dan kasihan setelah bapak itu bercerita tentang apa tersebut di atas. Untuk menghilangkan perasaan kesedihan ku, dan juga kesedihan yang mungkin dirasakan bapak itu, aku memang sengaja untuk diam, tidak bertanya. Akupun mati gaya, hanya bisa pura-pura jeprat-jepret sana-sini, untuk mengalihkan moment ini. Hingga akhirnya tanpa saling menyapa lagi, bapak itu pergi meninggalkan pertemuan ini, melanjutkan menanam(mungkin). Terlihat dengan jelas dari bahasa  tubuhnya, bahwa bapak itu meninggalkan pertemuan ini dengan perasaan sedih.
           Begitulah sedikit cerita tentang perjalanan(petualangan) ku beserta teman-teman, di lokasi pasca bencana erupsi merapi tahun 2010. Mungkin bisa sedikit di ambil hikmahnya. Atas nama pepatah, mengatakan : "ada gula, ada semut". Ada sebab, juga pasti ada akibat. Ada akibat-pun, pasti karena sesuatu sebab. Tetapi hikmah yang terpenting adalah : semua ini(rangkaian bencana erupsi) telah membawa & memberikan keberkahan, bagi umat manusia di sekitar merapi. Seperti kata-kata yang ku kutip, yang dilontarkan Mbah Rono [Kepala PVMBG], waktu siaran live  di acara 1 Jam lebih Dekat TV One.

Selasa, 04 Januari 2011

Laga Perdana, Fenomena Alam 2011


          Yogyakarta, 04 Januari 2011 pagi beranjak siang kala itu, -/+ pukul 10.45 WIB langit bumi Yogyakarta menyita perhatian khalayakramai. Betapa tidak, karena pada waktu itu matahari, yang hampir tepat diposisi terik, terlihat dikelilingi semacam garis melingkar menyerupai cincin dengan warna seperti pelangi. 
          Tentu saja hal ini tidak disia-siakan orang untuk melihatnya secara langsung, baik dengan cara telanjang mata maupun dengan menggunakan kacamata dan sebagainya.
          Begitu pula aku, yang sebelumnya mendapat informasi dari kawan facebook melalui media chating, yang mengabarkan bahwa : " mataharinya apik ".  Tanpa mengecek terlebih-dahulu kebenaran kabar tersebut, spontan saja aku ambil kamera. Dan ternyata  setelah aku lihat memang benar keadaannya, matahari menampakan lebih indah, dengan hiasan cincin berwarna-warni mengitarinya. 
          Bersusah-payah & cuaca sangat panas, aku mencari lokasi yg tepat untuk membidik moment tersebut, guna menghindari objek lain supaya tak tershoot / terekam oleh 'kamera' ini. Benar saja, setelah mondar-mandir di sekitaran rumah, lokasi itu ku temukan. "Ckrikkk"!, begitu suara rana kamera setelah ku tekan tombol rana, alhamdulillah aku mendapatkan gambar yang sempurna (foto atas), tanpa ada halangan objek lain.
          Fenomena 'Matahari cincin' ini, emang bukan pertama kali aku menyaksikan secara langsung, setahu & seingatku, aku juga pernah menjumpai(matahari cincin) waktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar.
          Menurut beberapa informasi yang aku dapatkan, matahari cincin tersebut dinamakan fenomena ' Halo '. Halo Merupakan fenomena alam biasa berupa cahaya yang mengelilingi matahari. Kejadian ini merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer.