Kamis, 22 Januari 2015

Cikal Dempet

Cikal dempet ; berarti cikal itu tunas pohon kelapa yang masih muda (pendek). Sementara dempet itu gabung ; berdekatan. Jadi bermakna tunas pohon kelapa yang bergabung. Maksudnya secara umum adalah pohon kelapa yang tumbuh mempunyai dua batang dari satu buah kelapa.

Nama cikal dempet sudah sejak lama ada di Padukuhan Kayen, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tepatnya di RT 01 RW 43. Selain digunakan sebagai nama jalan, cikal dempet juga digunakan sebagai nama lapangan.

Jalan cikal dempet ada di sebelah barat tugu lele. Dari tugu lele lurus menuju ke arah barat hingga kali untuk aliran irigasi yang biasa disebut masyarakat sebagai guyangan sapi. Nama guyangan sapi sendiri muncul karena adanya sebuah cekungan selebar sekitar 6 meter x 4 meter, yang biasa digunakan warga Padukuhan Kayen maupun warga luar untuk ngguyang sapi maupun kambing. 

Lapangan cikal dempet juga ada di RT 01, di bagian paling ujung Padukuhan Kayen, hampir berdekatan dengan kali boyong yang berbatasan dengan Dusun Lempong, Kecamatan Ngaglik. Meski lapangan cikal dempet tak luas. Hanya berukuran kurang lebih 55-an meter x 40-an meter dan berkualitas sangat-sangat di bawah standart. Seperti rumput liar yang tumbuh disana sini, kerikil yang berserakan dan tiang gawang yang hanya terbuat dari bambu saja. Namun hal itu lantas tak harus membuat kita menutup sebelah mata kita, karena peran dan fungsi lapangan ini tak bisa dikatakan sepele. Karena di lapangan ini, telah beberapa (bahkan banyak) insan yang berhasil mengasah skill olahraga terutama sepakbola.

Hingga saat inipun, lapangan cikal dempet masih eksis digunakan sepakbola oleh anak-anak maupun pemuda di sore hari, juga digunakan untuk sarana olahraga oleh siswa-siswi SD Muhammadiyah Kayen. Oleh warga RT 01 sendiri, sebagai tuan rumah cikal dempet, lapangan ini juga memiliki peran penting dalam membangun kebersamaan. Seperti kerjabhakti pembersihan rumput lapangan, penggalian selokan lapangan dari sedimentasi, pelaksanaan acara syawalan, pelaksanaan acara tahunbaru dan kegiatan lainnya. Dan karena adanya lapangan cikal dempet berpadu dengan bangunan gardu ronda di bagian utara lapangan, sehingga menjadikan pendangan mata menjadi luas; hal inilah yang menjadi salahsatu alasan kenapa pos ronda RT 01 selalu ramai setiap malam.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah " kenapa bisa nama cikal dempet yang digunakan? " . Oke, mari kita ulas bersama informasi yang berhasil saya dapatkan dari beberapa narasumber. 

Diceritakan, bahwa dahulu kala, entah tahun berapa konon di tempat ini diwilayah RT 01 atau juga yang sering disebut tanah tegalan sering dijumpai tunas kelapa yang bercabang yang mempunyai dua batang pohon dari satu buah kelapa. Entah ada berapa banyaknya, saya sendiri kurang tahu karena terbatasnya informasi yang saya dapatkan dari narasumber. Sehingga, dari momentum atau kejadian tersebutlah dicetuskan nama cikal dempet sebagai panenger (penanda) nama lapangan dan nama jalan.

Cikal dempet sendiri sebenarnya saat ini masih ada, masih tumbuh di halaman depan rumah Ibu Ir. Lestari, istri dari (alm) Prof. Dr. Ir. Suhardi, M.Sc. Ada di samping gerbang Joglo Suhardi. Cikal dempet itu saat ini sudah besar tinggi menjulang kurang lebih dengan ketinggian 8 meter. Memang tak banyak orang yang mengetahui. Maka dari tulisan ini, saya berusaha berbagi fenomena unik yang ada di tengah-tengah kita, yang ada di lingkungan kita. Sesuatu yang sangat biasa-biasa saja, sesuatu yang tak sempat menjadi bagian dari pikiran kita, bahkan sesuatu yang tak pernah tercetus oleh pikiran kita. 

Cikal dempet, dua kata sederhana yang sarat makna dan sejarah.

Sebenarnya masih banyak fenomena unik lainnya yang ada di kampung kita, di ndeso kita Padukuhan Kayen. Seperti tugu lele, dan berbagai nama kali : kedung, blewehan, ngepeh, gejlik tengah, ngori, pulao, ledok, watu kengser, dan hingga nama kayen sendiri itu apa. Oke, jika suatu saat ada waktu dan otak ini mau meluangkan waktu, akan saya ulas pula. Atau dari sahabat ada yang mau berbagi? Hehe. Its okay, sangat saya anjurkan. Demi pengetahuan kita bersama akan kampung kita, Padukuhan Kayen.

Akan saya update foto-foto pendukung : Jalan Cikal Dempet, Lapangan Cikal Depmet, dan Pohon Cikal Dempet itu sendiri. Oke Sampai jumpa.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Apik iki dik...klo padukuhan lain punya cerita semacam ini aku tertarik mau bikin buku...sejarah tempat 2 di Condongcatur..selain sejarah hadeging Condongcatur...sek sek..tapi ini adakah sumber yg lebih kuat .. atau ..qila waqola..alias katanya ..katanya..kayak lagu masa kecil dulu..lagune trio kwek kwek ..hehehe

Unknown mengatakan...

Aku dikirimi file nya juga mau nek selo